Selasa, 19 April 2016

Peringatan KAA Ke-61 Pertegas Peran Dasasila Bandung



Peringatan Konferensi Asia Afrika/NANDANG SUKANDA
SEJUMLAH anak memeriahkan peringatan Konferensi Asia Afrika ke-61 di Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Minggu 17 April 2016.*
PERINGATAN Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-61 kali ini bertajuk "Memperkuat Solidaritas Pemuda Asia Afrika". Rangkaian acaranya telah dimulai sejak 17 April 2016 dan akan akan berakhir pada 1 Mei 2016 mendatang.
Pembukaan diawali dengan pengibaran 109 bendera negara Asia Afrika dan bendera PBB di Jalan Asia-Afrika dan Jalan Dr. Ir Soekarno, yang dilakukan anggota Paskribaka Kota Bandung. Selain itu, digelar juga parade budaya Asia Afrika oleh sejumlah mahasiswa internasional, seperti dari Tiongkok, Malaysia, dan Korea. Sebagian dari mereka menggunakan pakaian ciri khas negara masing-masing.
Para mojang dan jajaka Bandung juga ikut memeriahkan acara pembukaan di pelataran Jalan Dr Ir Sukarno tersebut. Begitu juga dengan anggota pramuka dan pasukan kavaleri berkuda Pussenkav AD ikut memeriahkan parade budaya Asia Afrika di jalan yang dulunya bernama Cikapundung Timur tersebut.
Acara pembukaan dimulai pukul 7.45 WIB dan berakhir pukul 11.00. Acara diawali dengan perjalanan historis dari Savoy Homann Hotel menuju panggung kehormatan di Jalan Dr Ir Sukarno. Rutinitas napak tilas ini telah menjadi ciri khas peringatan KAA setiap tahunnya. Akan tetapi, pada 2015, peringatan KAA lebih megah karena bertepatan dengan momentum 10 Tahun New Asian African Strategic Partnership (NAASP) yang digagas saat Peringatan 50 Tahun KAA pada tahun 2005 lalu. Selain itu, dalam peringatan tahun lalu, juga ada tiga dokumen penting yang akan dihasilkan, yakni Declaration of Reinvigorating The New Asian-African Strategic Partnership, Bandung Message, dan Declaration on Palestine.
Tahun ini, peringatan KAA ke-61 juga tak kalah meriah. Selain pengibaran bendera dan parade budaya, rangkaian acara peringatan ke-61 KAA pada 17 April-1 Mei 2016 juga akan mencakup Seminar Bandung Spirit for Palestine yang akan dilaksanakan Selasa 19 April 2016. Kemudian, jamuan teh bersama saksi sejarah akan dilakukan pada Rabu 20 April 2016. Selain itu, digelar juga orkestra dan juga diskusi soal diet kantong plastik Sabtu 30 April 2016.
Terkait peringatan KAA kali ini, ada hal penting yang tak bisa disangkal. Dalam hal ini, sejak dilahirkan 1955, Dasasila Bandung telah menjadi embrio kekuatan Asia Afrika melawan kolonialisme dan imperialisme. Selain itu, Semangat Bandung juga berhasil melahirkan gagasan alternatif yang mengubah konstelasi politik global yang saat itu dikuasai dua kutub, Blok Barat oleh AS, dan Blok Timur oleh Uni Soviet. Dasasila Bandung telah menginspirasi negara-negara di dunia untuk keluar dari dua kutub tersebut, dengan bergabung dalam Gerakan Non-Blok (GNB) pada 1961.
Sekarang memang tak ada lagi kekuatan dua kutub itu seiring dengan berakhirnya Perang Dingin pada 1990-an. Namun, prinsip Dasasila Bandung tetap relevan diterapkan karena masih banyak negara Asia Afrika terjajah secara ekonomi dan budaya. Selain itu, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Semangat Bandung, seperti nonintervensi, nonagresi, dan antirasisme, masih menjadi sikap yang tetap dipertahankan mayoritas negara-negara Asia Afrika untuk mempromosikan perdamaian, keadilan sosial, dan kerja sama antarbangsa. Dengan kata lain, Dasasila Bandung tetap aktual dan relevan untuk dijadikan sebagai landasan bagi negara-negara Asia Afrika menghadapi berbagai persoalan, baik itu regional maupun internasional.

0 komentar:

Posting Komentar